MENGHITUNG HARI DAN WAKTU

Satu minggu ibarat satu tahun, tidak sabarnya aku menanti malam 27 oktober untuk pulang ke kampung halaman setelah hampir dua bulan tidak bertemu mata ibu. Rindu ini tidak mampu ku tampung lagi. Lama rasanya tidak kurasa keenakan air tanganmu. Aku merindukan hangatnya pelukanmu. Sehangat sang mentari. Rindu kemerduan leteranmu. Rindu kasih dan cintamu, Walau jauh dimata, namun dihati anakmu tidak terdetik sedikit pun ingin menghapuskan daripada ingatan. Makin hari makin hangat kerinduanku terhadapmu seolah-olah tidak dapat diubati lagi. Tidak sabarnya aku menanti waktu, tidak sabarnya aku ingin memeluk erat tubuhmu, menghilangkan kecelaruan yang bermain diminda. Teringat juga akan masakanmu. Lama rasanya tidak merasa keenakan air tanganmu. Kecur air liur teringat kengsom ikan lapan yang di masak dengan rasa yang pedas dan masam itu. ditambahkan pula dengan sedikit sayur kangkong dan rebun ke dalam masakan itu lagi bertambah kelazatan dan selera makan. Walaupun buk...